Pengikut

Rabu, 30 Oktober 2019

Kisah Teman Lama 2

"Alicia!"

Aku berhenti sejenak, berbalik ke belakang ke arah orang yang baru saja memanggil namaku. Dia Melly. My chairmate. Datang dengan napas ngos-ngosan seperti habis dikejar anjing.

"Aku cari kamu di ruangan gak ada. Tega banget gak ngajak pulang bareng, kita kan searah." celotehnya.

"Biasa juga pulang bareng pacar gantengmu itu."

"Ih pacarku jelas ganteng. Ya gak, Ben?" ucapnya sambil mencolek lengan Beni.

Aku mendengus meneruskan pijakan. Dari pertama kali ketemu, Melly sering kali menggoda sahabatku karena katanya dia laki-laki tak acuh yang pernah dijumpai. Padahal menurutku sikap Beni biasa saja, malah sering membuatku merasa jengkel sendiri.

"Eh, tadi di mading ada foto kamu loh Ca. Apa kamu menang lomba atau dapet penghargaan gitu?"

Kalimat Melly menghentikan aktivitasku sejenak. "Enggak tuh, emang foto apa?"

"Just your face. Aku gak sempat baca juga soalnya buru-buru ke sini."

Seusai itu mulutku terkunci tanpa suara. Memilih untuk mengalihkan pandangan pada langkah kaki sambil memikirkan perkara yang merengut sebagian isi otak. Terang saja aku tidak merasa menang lomba atau mendapat apresiasi seperti yang Melly katakan. Ini aneh. Dan lagi-lagi pikiranku melayang pada setiap peristiwa-peristiwa ganjil yang sebelumnya sudah pernah terjadi. Termasuk hal yang baru saja Melly ceritakan.

Probably, I have to make sure what's Melly said.

"Ben. Mel. Aku ada urusan sebentar. Kalian pulang saja ya. Bye!"

"Eh, mau ke mana?"

"Ada yang ketinggalan di loker. Kalian duluan saja aku gak apa-apa."

"Beneran?"

Aku mengangguk cepat. Memutar arah jalan sedikit lebih cekatan ke arah lorong belakang dekat ruang BK di mana mading ditempel.

And ya.. gotcha!

Aku melihat fotoku di sana. Bukan hanya satu melainkan banyak foto terpajang dengan berbagai macam gaya. Paling parahnya lagi fotoku dijadikan poster kecil berjudul 'Cewe cupu sedang jomblo'.

Ini keterlaluan! Sudah kelewat batas.

"Dasar gila. Kalau berani hadapin langsung! Jangan sembunyi kayak pecundang."

Rasanya geram sekali. Aku bahkan tidak tahu letak kesalahanku di mana hingga dengan beraninya orang itu menerorku dengan berbagai kejadian aneh dan memalukan seperti ini. Sungguh aku tidak mengerti dengan jalan pikirannya.

"Siapa sih pelakunya, tega banget sampai ngelakuin ini?"

Untung posternya nempel di kaca mading. So, I can broke speedily. Sampai tiba-tiba suara tawa menggema memenuhi lorong sempit itu. Awalnya kaget, namun saat melihat wajah yang muncul ke hadapan membuat amarah yang ada semakin membakar dada.

"Bagaimana? Kamu takut Alicia?"


5 komentar:

Ulasan Cerpen Cerita Remaja

ULASAN CERPEN Titik Buta karya Mgal Orientasi Cerpen yang berjudul Titik Buta ini adalah sebuah karya dari MGal dan berhasil tembus...