Gores Tinta Pertama

Jangan bersedih. Aku di sini mengingatmu seperti sediakala. Perkataanmu selalu menuntun agar aku tak berbuat semena-mena. Pembicaraanmu senantiasa memerintah agar aku tetap sejalan sesuai akal pikiran. Serta pembahasaanmu sering menyuruh agar aku tetap berjaga-jaga.

Semacam kesengajaan yang telah kamu rancang dengan Maha Kuasa hingga Tuhan mencipta satu makhluk sepertimu untukku seorang saja. Guna mengingatkanku akan kamu dan semua tentang kita dalam runtutan cerita penuh makna yang bakal terkenang lama. Tak akan lupa pada setiap kata yang terlontar setiap kita bersama.

Dan sepertinya dugaanku benar. Kamu adalah alasanku untuk tidak berbuat nakal dan terhindar dari semua keburukan. Sekarang bagianku yang bersuara.

Terima kasih untuk segala kerjasama selama kita bersama, semoga kamu bahagia di sana. Karena nyatanya.. bagaimana pun usaha kita membangun rasa, Tuhan tetap kukuh untuk tidak membiarkan kita bersama.

Sampai jumpa di lain cengkrama. Semoga kita tetap bahagia walau tak bergandeng untuk selamanya. Semoga kita tetap menjalin rasa meski tak bisa bertatap mata. Semoga semuanya baik-baik saja dengan kejadian-kejadian  tak terduga.