Pengikut

Kamis, 24 Oktober 2019

Contoh cerpen cinta bahasa Indonesia


Cerpen Drama - Asmara Jingga

Andai saja bola api tidak mengalah untuk meredup sebentar, mungkin suasana terik akan menambah hawa panas yang semakin bergejolak menghimpit napas. Menyaksikan orang-orang yang sibuk diam menegang sambil menonton pertengkaran tak terelakan di taman sebelah Barat dari gedung kelas. Menarik berbagai macam atensi pedas yang sengaja dilontarkan untuk mereka yang tertindas.

"Harusnya lo sadar eksistensi diri di tempat ini. Baru segitu aja congkaknya berasa paling mulia."

Tapi itu semua tidak benar. Kalimat barusan tidak bisa dijadikan tolak ukur bagi setiap perspektif orang. Segalanya memiliki pandangan berbeda pada apa yang dilihat. Termasuk Eza yang sedari tadi diam menggeram. "Aku bukan budak." tegasnya.

Itu sudah pernyataan telak dari dasar hati Eza. Sekian lama ia percaya, membela bahkan memuja, tak sedikitpun dirinya merasa disanjung dan dihormati. Barangkali kata dihormati terlalu luhur untuk dirinya pribadi, setidaknya kata dihargai akan melekat sesuai ranah manusia. Tapi apa yang didapat kini, Eza malah dicaci maki oleh orang-orang yang tidak tahu diri.

"Oh.. menolak perintah gue? Baiklah, berarti tinggal ucapkan selamat tinggal sama beasiswa bodoh lo itu, maka semua clear."

Cukup.

"Hentikan Alesya! Aku sudah muak dengan semua ancaman gilamu. Mulai sekarang aku tidak akan pernah mengerjakan lagi tugas yang seharusnya menjadi tanggung jawab dirimu sendiri."

Ini sudah keterlaluan. Siapapun tidak boleh menghakimi orang seenaknya. Meski sekalipun dia adalah raja, tetap saja setiap manusia punya hak yang dimilikinya. Eza tidak mengindahkan apapun lagi. Yang terpenting sekarang dirinya bebas dari jeratan pesona milik gadis hazel pemikat jiwa.

"Berani sekali kau. Lo itu sekolah di sini hanya karena beasiswa sampah dari duit orang tua gue."

"Aku tidak peduli. Terserah apa maumu."

Eza melenggang pergi, meninggalkan sejuta persepsi pada diri Alesya sendiri. Gadis itu tidak percaya dengan barusan yang terjadi. Sedangkan refleks Alesya bergerak otomatis saat itu juga. Melenggang singkat ke arah lelaki yang baru saja ia maki.

"Eza tunggu." teriaknya penuh tercekat di ujung tenggorokan.

7 komentar:

Ulasan Cerpen Cerita Remaja

ULASAN CERPEN Titik Buta karya Mgal Orientasi Cerpen yang berjudul Titik Buta ini adalah sebuah karya dari MGal dan berhasil tembus...