Pengikut

Jumat, 20 September 2019

Dia dan Senja

Sore itu di loteng rumah makan aku terdiam merenung sambil memandang takjub pada indahnya awan petang. Memaknai betapa luhur ciptaan Tuhan yang tak ada habisnya untuk diagungkan.

Selanjutnya aku jatuhkan pandangan ke sudut persimpangan jalan. Perempatan jalur aspal yang menghias keramaian kota itu memancar kehangatan. Memantulkan sinar redup sang mentari di sore hari.

Inilah senja. Kawan setia yang senantiasa menemani kala aku memutuskan untuk berdiam diri. Senjaku yang selalu pancarkan aroma penuh bahagia namun banyak menyimpan duka yang selalu kujumpa setiap hari. Senjaku tanpa dia yang selalu tinggalkan jejak luka dalam situasi tak pasti.

Ketika jingga di atas cakrawala menyeret ragaku tenggelam dalam lautan kata yang tidak pernah bisa terbuka dan merahnya bunga beradu merahnya mega menyampaikan semerbak senja melalui fungsi indera yang mesti kupuja tak ada ujungnya.

Tapi apa bisa senjaku menarik dia agar mengakuiku ada? Mengakui betapa aku sangat mengaguminya. Mengakui bahwa aku tidak bisa berpaling dari paras indah miliknya. Karena nyatanya senjaku diam saja. Memandangku sial seolah menyadarkan bahwa cinta dan takdir tak akan pernah bisa dihalau.

Inilah senjaku dengan dia. Lebih tepatnya senjaku tanpa dia. Dia yang terlampau dekat, namun tak dapat di dekap.

Hati-hati jangan makan hati!!!
Jangan juga meniru adegan macam aku ini, karena akhirnya hatilah yang bakal tersakiti⚠⚠⚠

7 komentar:

Ulasan Cerpen Cerita Remaja

ULASAN CERPEN Titik Buta karya Mgal Orientasi Cerpen yang berjudul Titik Buta ini adalah sebuah karya dari MGal dan berhasil tembus...